Nyanyian Ombak

Author: dajju de tangting /

Disini Ombak berdesir bersahut-sahutan..
Ingin kutuliskan bunyinya..
Agar semua tau iramanya..
Tapi mana aku bisa..
Menirukannya saja aku tak sanggup..

Busa-busa putih diujungnya..
Ibarat tuts-tuts piano yg menggelombang..
Memang tak ada nada..
Tp ada riak sebagai gantinya..

Pendar-pendar cahaya lampu perahu membentang di sepanjang garis selat ini..
Seolah sengaja meniupkan riak-riak kearahku..
Berlomba-lomba menggapai kakiku..

Berdentum..
Sesekali ketika ombak menghantam pasir yg sedari dulu sudah basah ini..
Kemudian gemericik sesudahnya..
Ini bagian yang aku suka..
Sampai-sampai aku tersenyum dibuatnya..

"Ayo terus bernyanyi.. lebih keras lagi.. Dengungkan iramamu dengan lantang.. Mainkan nadamu sesuka hatimu.. Karna aku cinta nyanyianmu" teriakku..

Segera mereka menjawabku..
Tertiup..
Berdentum..
Lalu gemericik..
Tertiup lagi..
Berdentum lagi..
Gemericik lagi..

Ah..
Indah sekali iramanya..
Tanpa sadar mataku tertutup menikmatinya..
Kurasakan getaran-getarannya menggerogoti kepalaku..
Merasuk lewat telingaku..
Membangunkan seluruh bulu kudukku..
Membasuh lukaku..
Menghapus resahku..
Meredam galauku..
Menampar amarahku..
Membunuh sepiku..
Menepis rinduku..
Mencumbu nuraniku..
Menyulut gairahku..

Hingga ragaku benar-benar tercuri..
Tuk menari seiring nyanyian ombak yg nikmat ini..

@ Pantai Sumpang Binangae Barru,
dinihari 07022010,
Dajju eleganique.

Saat Maaf Memilih Untuk Pergi

Author: dajju de tangting /

Wahai anakku..
Aku kasihan padamu..
Karna aku..
Dan duniaku yg akan menjadi duniamu kelak..
Tak bisa mewarisimu maaf..

Tak usah menangis anakku..
Tangismu tak akan memanggilnya kembali..
Maaf telah pergi..
Pergi meninggalkan duniaku..
Kelak duniamu tak akan mengenal maaf..

Maaf pergi karena dibenci..
Maaf pulang karena ditendang..

Dibenci oleh duniaku..
Ditendang oleh sesamaku..

Maaf datang jauh sebelum ada duniaku..
Hidup berdampingan dgn sesepuhku dan dunianya..
Tp anakku..
duniaku kini bukan dunia sesepuhku..
Tak ada lagi ruang untuk maaf bermukim..
Duniaku telah penuh rasa benci..
Sesamaku lebih senang menyakiti..
Jadi bukankah lebih baik dia pergi?

Anakku..
Entah telingamu sudah bisa mendengarku atau belum..
Nanti ktika kau dewasa..
Ingatlah..
Kalau duniamu pernah dihuni oleh maaf..
Meskipun kau sendiri tak kan pernah tau..
maaf itu apa..
maaf itu seperti apa..

Anakku..
Kelak ktika nanti tenggorokanmu sudah dicekoki keahlian mengadu domba oleh sesamamu.. oleh duniamu..
Jangan jadikan maaf sbg kambing hitam krn telah pergi..
sebab sesamaku dan duniakulah yg berulah..
Hingga maaf jd gerah..
Tak betah dan tak punya rumah..
Jd bukankah lebih baik dia pulang?

Hei anakku..
Tumbuhlah..
Tumbuhlah sendiri..
Sebab aku jg ingin pergi..
Tak sanggup aku melihatmu tumbuh tanpa rasa maaf..

Skali lg kuminta anakku..
Kelak ktika nanti kepalamu sudah ditanami ilmu untuk menemukan oleh sesamamu.. oleh duniamu..
Jangan cari aku..
Sebab aku pasti sudah bahagia disana..
Tempat dmana maaf itu kembali..
Menari brsama para bidadari..
Tanpa rasa benci..
Dan tak saling menyakiti..

Romansa Dikala Badai

Author: dajju de tangting /

Anginnya kencang sayang..
Sebentar lg bahtera kita akan patah..
Terkoyak-koyak bersama ombak yg tertumpah..

Jangan pegang tiang itu..
Sebab itu juga akan patah..
Pegang saja tanganku..
Kaitkan dengan lenganmu yg sedang lemah..

Kau takut?
Aku harap tidak..

Bahtera kita memang akan patah..
Dan kita memang akan terombang-ambing di tengah samudra..

Tapi apa kau tau?

Selama ada aku denganmu..
Selama ada kau denganku..

Angin yg maha dahsyat sekalipun akan berubah jd kerdil..
Samudra yg maha luas sekalipun akan berubah jd sempit..

Dan pada akhirnya nanti..
Kita akan kembali ke daratan..

Dimana hanya ada aku, kau, dan cinta..

Tanya?

Author: dajju de tangting /

sehari yang lalu aku bertanya kepada batu..
tak ada jawaban..

sejam yang lalu aku bertanya kepada air..
tetap tak ada jawaban..

semenit yang lalu aku bertanya kepada angin..
tak juga ada jawaban..

sedetik yang lalu aku bertanya kepada api..
tetapi tak ada jawaban..

sekarang aku bertanya kepada tuhan..
"aku ini lahir dari apa?"

dan Tuhan pun menjawab..
"kau ini lahir dari cinta.."

"mereka diam bukan tak tau.."
"mereka diam karena cinta itu terlalu mulia untuk mereka ucapkan.."

dan esok sudah tak ada lagi pertanyaan..

Cinta adalah koma sekaligus titik

Author: dajju de tangting /

Cinta bukan keterpaksaan tetapi kerelaan..
Kerelaan untuk dipilih dan memilih..
Kerelaan untuk tak dipilih dan tak memilih..

Cinta adalah Penghulu..
Mempertemukan yg dipilih dengan yg memilih..

Cinta adalah Penyihir..
Mengubah yg dipilih jd tak dipilih..
Mengubah yg memilih jd tak memilih..

Cinta adalah koma sekaligus titik..

Sindentosca - Seni yang Rapuh

Author: dajju de tangting /

Kala kupeluk dewi..
Katanya hatiku..
Hancur berkeping halus..
Sejenak ku terayun..

Kala terhentak duka..
Melepuh dan terurai untuk..
Untuknya..

Aku..
Seni yg rapuh..
Tak kuasa melukisnya..
Aku..
Dan suatu hari..
Kan datang menari..
Untuknya..

Tiada terhempas detik..
Waktu terus berhembus dalam satu..
Menarilah..
Menarilah disana..

Jangan pernah terhenti..
Tuk berharap pun menungguku disisinya..

Damailah sahabat..
Damailah sahabat..
Damailah sahabat..

Really like this poem so much..

Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono

Author: dajju de tangting /

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti isyarat yg tak sempat disampaikan kayu kepada api yg menjadikannya abu..

Aku ingin mencintaimu secara sederhana..
Seperti kata yg tak sempat diucapkan awan kepada hujan yg menjadikannya tiada..

Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono

tulisan ini adalah alasan knp sy ingin menjadi seorang penulis..